Sejarah Dan Perkembangan Musik Keroncong Di Indonesia

Sobat pecinta musik, di tulisan kali ini kita akan mengulas tentang sejarah singkat musik keroncong. Sudah pernah denger jenis musik keroncong kan? Kalau nggak pernah denger bisa download lagu-lagunya di internet!

Bingung tidak tau judulnya apa? Kebangetan :(

Download saja yang paling populer, judulnya "Bengawan Solo" ciptaan Gesang.

Baiklah langsung saja kita simak Sejarah Musik Keroncong.

Rangkaian jenis musik keroncong ini berasal dari negara Portigis ketika mereka menjajah nenek moyang kita gaes. Oleh bangsa Portugis, musik jenis ini di namakan fado dan di perkenalkan para budak kapal niaga pada abad ke 16.

Musik keroncong ini masuk pertama kali masuk Indonesia di daerah Malaka dan kemudian di mainkan oleh budak Maluku. Ketika portugis mulai melemah kejayaanya di Indonesia, tidak serta merta hilang pula musik jenis ini. Bentuk musik ini seperti jenis musik di Spanyol yaitu Moresco. Moresco adalah sebuah tarian asal Spanyol.

Musik keroncong ini adalah sebuah akulturasi budaya bangsa Indonesia dan Portugis. Musik keroncong juga mengalami perkembangan mulai dari alat hingga jenis pakem lagunya. Alat musik yang digunakan yaitu ukulele (cak dan cuk), gitar, biola, bass cello, dan flute.

Ada beberapa jenis musik keroncong,

yaitu:

1. Keroncong Asli :

Keroncong asli hanya menggunakan 28 birama. Tidak termasuk intro dan terdiri dari 3 bagian. Pada permulaan lagu hanya satu atau dua alat saja yang di mainkan dan menggunakan tempo bebas, biasa disebut dengan Prospel. Penutup lagu juga sama seperti Prospel atau permulaan, yaitu menggunakan satu atau dua alat saja yang di mainkan.

2. Keroncong Langgam :

Keroncong langgam mempunyai bentuk sendiri. Jumlah birama yang terdapat dalam keroncong langgam yaitu 32 birama tidak termasuk permulaan dan penutup. Bentuk musik keroncong langgam yaitu A A B A. Keroncong langgam menggunakan tanda nada mayor atau minor.

3. Keroncong Stambul :

Keroncong Stambul juga di kategorikan dalam 2 jenis, Stambul 1 dan 2. Jumlah birama yang digunakan stambul 1 adalah 16 birama. Stambul satu menggunakan bentuk A B. Intro dan penutupnya bebas. Stambul 1 dimainkan dengan tempo yang sederhana dan berbunyi sedih seperti mendayu-dayu.

Stambul 2 ini sebenarnya hampir sama dengan stambul 1, bedanya hanya jumlah birama yaitu 16x2, 16 birama pertama di ulang. Lirik biasanya berupa pantun.

4. Keroncong modern :

Keroncong modern ini di adaptasi dari lagu-lagu tradisional rakyat atau pop yang sudah ada. Bersifat riang dan jenaka. Keroncong modern tidak mempunyai bentuk tertentu pada jumlah birama. Bebas!

Nah, sekarang sudah tau kan musik kroncong itu seperti apa dan sejarahnya kan? Kita sebagai orang Indonesia harus bangga dengan musik keroncong. Ini adalah hasil karya lokal jenius bangsa kita, jadi harus kita cintai ya!

Ngomong-ngomong kalian suka jenis keroncong yang mana? Kalau saya sih paling suka dengan jenis musik keroncong langgam. Apalagi dengerinya pas siang-siang gitu, sambil selonjoran minum kopi.

Semoga bermanfaat :)

#Salam Harmoni

0 Response to "Sejarah Dan Perkembangan Musik Keroncong Di Indonesia"

Posting Komentar